Dalam rangka memperingati migran day SBIPT menggelar aksi konferensi pers bersama DCU dan Ment di MOL ( Kementrian Tenaga kerja Taiwan)
Dan di lanjutkan dengan Kegiatan sosialisasi kami di Taipei Main Station dengan menyediakan Posko SBIPT yang menerima pengaduan seputar ketenagakerjaan serta membagikan brosur ke sahabat PMI yang sedang berlibur pada hari ini.
Terimakasih atas antusias dari kawan-kawan yang sudah berpartisipasi dalam acara ini.Semoga perubahan untuk memperbaiki dan mendapatkan hak kita sebagai pekerja migran di Taiwan akan berjalan sebagaimana mestinya
Hadirin yang terhormat, selamat pagi.
Perkenalkan saya Ayu dari Serikat Buruh Industri Perawatan Taiwan (SBIPT) yang beranggotakan perawat migran. Pada hari yang istimewa ini, dalam rangka memperingati Migrant Day, kita berkumpul untuk menyuarakan suara kita sebagai Pekerja Migran di Taiwan. Kita menyampaikan aspirasi demi perbaikan pelayanan yang kita butuhkan dan hak-hak yang harus diperjuangkan.
Hari ini, kita berkumpul untuk mengangkat suara demi keadilan bagi para pekerja migran yang telah berjuang di tanah Taiwan selama lebih dari tiga dekade. Namun, ada kenyataan yang sangat memprihatinkan yang harus kita soroti bersama. Selama 30 tahun lebih sejak Taiwan membuka pintunya bagi para pekerja migran, masih saja terjadi praktik yang tidak manusiawi, mayoritas dari mereka tidak pernah memegang, bahkan melihat, dokumen izin kerja dan izin transfer kerja mereka sendiri.
Hadirin sekalian, Dokumen-dokumen ini bukan hanya sekadar kertas biasa. Bagi para pekerja migran, dokumen-dokumen ini adalah bukti legalitas status kerja mereka, bukti sah perpindahan majikan, dan penentu masa berlaku izin tinggal serta asuransi sosial. Singkatnya, dokumen-dokumen ini adalah pengakuan atas eksistensi mereka sebagai pekerja legal di Taiwan. Namun, yang terjadi selama ini, dokumen-dokumen tersebut dikendalikan sepenuhnya oleh agen tenaga kerja, bahkan hingga majikan mereka pun tidak memiliki akses terhadapnya.
Hadirin yang saya hormati, Kita harus ingat bahwa tindakan ini bukan hanya tidak bermoral, tetapi juga melanggar hukum. Sesuai dengan Undang-Undang Layanan Ketenagakerjaan, menahan dokumen pekerja migran adalah tindakan ilegal. Namun, meskipun para pekerja migran melaporkan kasus-kasus ini melalui hotline 1955, pihak otoritas tenaga kerja sering kali tidak memberikan sanksi tegas kepada agen-agen tersebut. Lebih parahnya lagi, mereka membiarkan dokumen tetap dikuasai oleh agen, alih-alih mengembalikannya kepada pekerja migran. Dalam situasi seperti ini, kita bertanya: di mana keberpihakan otoritas tenaga kerja?
Apakah mereka akan terus menjadi kaki tangan eksploitasi ini?
Hadirin yang berbahagia, Menteri Tenaga Kerja kita saat ini, Hung Shen-han, telah menyatakan bahwa “biaya pembelian tenaga kerja” adalah bentuk eksploitasi yang tidak adil. Ia juga menegaskan bahwa pengurangan eksploitasi ini akan menguntungkan semua pihak, baik majikan maupun pekerja migran. Oleh karena itu, kami berdiri di sini untuk mendesak Menteri Tenaga Kerja agar membuktikan komitmennya. Kami ingin melihat tindakan nyata, bukan sekadar pernyataan. Kementerian Tenaga Kerja harus serius menangani persoalan ini, memastikan dokumen-dokumen pekerja migran dikembalikan kepada pemiliknya yang sah, yaitu pekerja migran itu sendiri.
- Kementerian Tenaga Kerja memberlakukan kebijakan yang tegas melarang agen tenaga kerja menahan dokumen pekerja migran.
- Dokumen-dokumen tersebut segera dikembalikan kepada para pekerja migran sebagai pemilik sahnya.
- Otoritas tenaga kerja menindak tegas agen-agen yang melanggar hukum.
Para pekerja migran adalah tulang punggung pembangunan, bukan objek eksploitasi. Mereka datang ke sini dengan harapan untuk bekerja demi masa depan yang lebih baik, bukan untuk dijadikan korban ketidakadilan.
Mari kita semua berdiri bersama mereka. Mari kita buktikan bahwa keadilan masih ada, bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas negara.
Semoga apa yang kita sampaikan hari ini menjadi langkah awal perubahan yang nyata. Dalam semangat Migrant Day, mari kita rayakan keberanian dan ketangguhan kita sebagai pekerja migran.
Terima kasih.